klo di timur, nama merupakan doa, jadi pake nama yg artinya bagus. misalnya: slamet, artinya diharapken anak ini akan selalu selamat.
di java ada kepercayaan klo nama yg diberiken ke anaknya terlalu berat maka anaknya bakal sakit2an atau hidupnya enggak sukses lah. jadi klo punya anak sakit2an biasanya lalu bikin slametan jenang abang (selamatan dg menu bubur merah, sebenernya bukan merah tapi soklat warna gula java) ngganti nama biar anaknya enggak sakit2an lagi. ada teman saya yang juga begitu, tadinya wkt kecil sering sakit2an, setelah namanya diganti jadi enggak sakit2an lagi. entahlah ada hubungannya atau enggak.
memberi nama itu juga enggak boleh sembarangan. misalnya anak dari keluarga rakyat jelata yg derajatnya enggak tinggi, mereka enggak boleh memberi nama seperti nama2 yg untuk keluarga dg strata atau derajat lebih tinggi. makanya utk rakyat kecil biasanya nama anaknya sederhana banget, misalnya paimin, painem. kalo si inem itu diberi nama galuh paramitha mustika misalnya, orang menganggap nama yg bagus itu keberatan (terlalu berat) buat inem, nanti inem bisa jadi susah hdpnya.
eh, ada juga orang yg setelah tahu namaku, dia bilang namaku itu keberatan (terlalu berat). padahal dia sarjana, kok bisa ya? aku cuma senyam-senyum aja.
di java ada nama kecil ada nama tua. nama kecil adalah nama selama dia masih kecil sampai sebelum menikah, nama tua dipake setelah menikah. orang boleh milih nama sesukanya. misalnya waktu kecil namanya paimin, setelah menikah ganti jadi sastro wardoyo. sistem penamaan seperti ini juga berlaku di minangkabau. misalnya waktu kecil namanya rizal, setelah menikah ganti jadi sutan mudo.
klo di madura sistemnya lain lagi. nama tua memakai nama anak pertamanya. misalnya nama aslinya ahmad, nama anaknya yg pertama eka. jadilah namanya pak eka (istrinya otomatis jadi bu eka). aku pernah naik angkutan pedesaan minta diantar ke rumah pak ahmad, eh nyasar ke rumah pak ahmad yg lain, setelah ditelusur akhirnya ketemu permasalahannya, ternyata di desa itu orang yg tak cari dikenal dg nama pak eka. eh, dulu film unyil juga pake sistem penamaan seperti madura ini, bapaknya unyil namanya pak unyil. tapi pak raden yg punya strata sosial lbh tinggi dan enggak punya anak kayaknya, itu tetep pakai nama tua raden mas singomenggolo jalmo wono. hahaha….
denger2 di arab pake sistem mirip di madura, misalnya abu qasim artinya bapaknya qasim. gimana dg abu jahal dan abu lahab ya?