orang bali itu keturunan majapahit?

beberapa waktu lalu saya naik taxi di denpasar minta diantar ke sidakarya [baca: sidekarye]. seperti di jogja, nama-nama jalan di sini ditulis dengan huruf latin dan jawa. tapi di sini nama kantor pemerintah juga ditulis dengan dua macam huruf itu. di perjalanan saya ngobrol sama pak sopir, ngobrolnya macem-macem mulai dari daerah asal sampai berapa anaknya. dia bilang asli orang bali. trus saya tanya, apakah bisa baca tulisan yang terpampang di depan kantor pemerintah yang ditulis dengan huruf jawa? pak sopir bilang, “dulu waktu sekolah diajari, tapi sekarang sudah lupa. kalau pemangku adat di banjar bisa karena sehari-hari baca lontar yang ditulis dengan huruf jawa.”

*

menurut yang saya pernah baca, huruf jawa diciptakan pada masa kerajaan mataram kuna pada sekitar tahun 800-900 masehi. penduduk mataram kuna adalah orang melayu. orang melayu yang mendiami pulau jawa disebut orang jawa. orang jawa berkulit sawo matang, bermata lebar dan berambut hitam. sifatnya tenang, sopan dan hati-hati. orang india menyebut pulau jawa sebagai javadvipa atau yavabhumi, yang dalam bahasa sanskerta kata “yawa” artinya tanaman sejenis gandum. memang, kerajaan mataram kuna dikenal sebagai penghasil beras utama karena orang mataram kuna memiliki teknologi menanam padi yang canggih.

orang mataram kuna pintar dan kreatif, mereka tidak meniru mentah-mentah ilmu dari india. mereka meniru agama dari india tapi membangun tempat ibadah (candi) dengan hiasan berbeda. huruf pallawa india dimodifikasi jadi huruf jawa. bahasa jawa kuna juga ditambahi dengan kosa kata dari bahasa sanskerta yang saat itu jadi bahasa internasional. huruf dan bahasa jawa kuna itu masih dipakai terus sampai jaman majapahit. di jaman mataram islam, huruf jawa masih dipakai di kerajaan misalnya untuk menulis buku-buku sastra, tapi bahasanya sudah memakai bahasa jawa baru.

*

saya tanya pada pak sopir itu, kenapa lontar di bali memakai huruf jawa dan bukan huruf bali? dia bilang, “orang bali itu masih keturunan orang majapahit. dulu waktu majapahit runtuh orang-orang yang tetap berpegang agama hindu mengungsi ke bali dan terus punya keturunan sampai sekarang ini. makanya lontarnya juga memakai huruf jawa. orang bali tercatat silsilahnya di lontar.”

saya lalu bilang, “pak saya ini juga keturunan orang majapahit. menurut silsilah, saya berada pada generasi ke 15 sejak runtuhnya majapahit.”

“oh ya? berarti ada semua di lontarnya ya? kalau orang bali ada silsilahnya di lontar,” kata pak sopir. saya bilang, “kayaknya gak pakai lontar lagi.  adanya di catatan silsilah, ada skemanya.”  pak sopir lalu bilang, “sebenarnya orang bali dan jawa asalnya sama dari majapahit. bahasanya juga masih mirip, cuma logatnya yang beda. jadi masih ada hubungan.”

*

menurut cerita, brawijaya V punya 100 anak, yg 9 meninggal. menjelang keruntuhan majapahit, sebagian keluarga kerajaan memeluk agama islam, selebihnya tetap di agama semula. sabdopalon dan nayagenggong sangat menentang kepindahan agama sang raja (versi lain menceritakan brawijaya v tetap di agama semula). ketika akhirnya majapahit dinyatakan runtuh, keluarga kerajaan cerai-berai, sebagian ada yang ke jawa tengah, ada yang di jawa timur. ada 8 anak raja yang lari ke bali, diikuti banyak abdidalem dan kawula dalem. di bali jadi raja, dan menurunkan para wali negeri se-bali. akhirnya keturunan majapahit berkembang, dan penduduk yang masih asli bali tinggal di kawasan tertentu seperti di dekat danau batur.

6 januari 2011

72 Responses to orang bali itu keturunan majapahit?

  1. herlin widianingrum says:

    mari budayakan bahasa daerah kita,zman smkin canggih. akan lbh baik jika kita ttp melestarikan budaya bangsa indonesia salah satunya dg menerapkan bahasa daerah. thanks for sharing kak
    salam manis herlin widianingrum ISB Atma Luhur

  2. Hendro says:

    Om shanti om awigenamastu sagung dumadi, koreksi bila salah dalam penulisan salam dalam bahasa sansekerta/jawa kuna, maklum sudah terkikis oleh perkembangan budaya yang makin kuat menggerus akar budaya leluhur.
    Senang dan bersyukur membaca semua komentar yg dituliskan para sedulur semua, setidaknya menambah wawasan pengetahuan kita masing2 justru disini saya melihat keakraban walau ada beberapa perbedaan yg mungkin berdasarkan nara sumber yg berbeda pula sebagai acuan dalam menggali unsur sumber sejarah yg terkubur sekian waktu lamanya, terlebih berbagai manuskrip, prasasti, artefak bukti sejarah yg telah raib bahkan konon tersimpan terkunci di musium Leiden negeri Belanda, setidaknya sedulur2 masih tersimpan meski sedikit didalam relung sanubari untuk terusik mencari jati diri sejarah para leluhur pendahulu kita dimasa lalu, setidaknya para leluhur dulu sudah memberikan pakem/frame bagi kehidupan berbangsa sebuah filosofi kehidupan bersama dalam berbagai keragaman adat, budaya, suku, keyakinan agama namun semua terangkum dalam satu wadah, Bhineka Tunggal Ika
    Semoga nagari sebagai warisan leluhur tetap utuh hingga kelak diakhir masa…..
    Rahayu rahayu rahayu

  3. Budi says:

    Berarti kita ada saudaraan donk sama china

  4. Andi says:

    Kulo tyang listrik

  5. MOJOs shop says:

    Kulo tiyang mojokerto, lahir dan besar ring mojokerto. Dari kecil memakai bahasa jawa mojokerto. Yang di dalamnya terdapat bahasa bali, atau mungkin bisa saya perkirakan malah bahasa asli mojopahit yang masih di pakai. Di mojokerto kita masih menyebut TIYANG (orang), GERING (sakit), dan masih banyak kosakata yang mirip atau sama seperti yang masih di pakai di bali.

  6. sutrisno hadi says:

    Numpang nimbrung ya saudara2,, saya orang jawa dari Jogja tapi lahir, besar dan tinggal di Jakarta,, entah mengapa 2 tahun ini saya tertarik mengunjungi candi2 kuno di jawa,, Borobudur, Prambanan, Dieng, Ratu Boko, gedong songo dll, di candi Borobudur dan Prambanan bnyk saya temui orang2 dr Bali yg sedang berziarah biasa nya mereka rombongan,, bulan lalu saya ke Pura Agung Jagatkarta di Bogor juga saya temui peziarah2 dari Bali,, Minggu lalu saya juga ke Bali,, mengunjungi Pura2 di Bali spt Uluwatu dan pura di dalam Monkey Forest dan Pura yg dekat bukit Campuhan,, Saya Muslim tp entah kenapa suka mengunjungi candi2.. menurut saya bangunan nya unik2.. Salam Persaudaraan..

  7. Arga says:

    Saya dari jawa tengah dan saya masih sangat percaya bahwa jawa bali itu asalnya sama mereka bukanlah suku tapi sebuah bangsa besar yang punya keunikan di setiap daerah yang mereka tinggali…bahasa mereka juga berasal dari satu bahasa kuno yang terus berkembang mempunyai dialek dan logat masing masing…salam kerabat jawa yang ada di seluruh indonesia

  8. Eny Yuliastuti says:

    Love u all…Bali dan Jawa.adalah satu keluarga, mari kita pupuk rasa sayang dan persatuan, perbedaan bahasa ,budaya dan agama jadikanlah sebagai penguat rasa cinta tanah air..satu nusa..satu bangsa..satu tanah air…INDONESIA

  9. Gejolak politik pada masa kerjaan Majapahit terjadi tidak hanya sejali saja,maka disini yg dipentingkan adalah pembagian periodisasi pemerintahan sehingga bisa membuat perincian tentang periode urbanisasi besar besaran sesuai kasus politik yg melatar belakangi kejadian tersebut,sehingga pembahasan tidak campur aduk,contoh periode urbanisasi masyarakat Tengger dan masyarakat Bali

  10. gelas pecah says:

    kulo tiyang jawi. dan saya percaya klo jawabali itu masih 1 keturunan. skrg biarkan kita berbeda keyakinan dan saling menghargai . jujur saya respek sama ajaran moyang dulu yg mengedepankan cinta kesesama mahluk hidup. mencintai alam seperti yg org bali lakukan sampe kini.

    salam rahayu

  11. darahWidjaya8 says:

    Keturunan Eyang Raden Wijaya ada 2. Rana Widjaya dan Sukma Widjaya. Keturunan dari Rana widjaya masih ada, keturunan beliau Pangeran Sukidjan dan istrinya bermukim di Bodjonegoro,keluarga besar terpencar di malang dan surabaya,blora,dan jakarta.Istri Pertama Eyang RADEN WIDJAYA asli Jawi, Eyang Widjaya punya banyak selir, dari china, bali dan daerah manapun. MODJOPAHIT asli Jawa. Keturunan di daerah luar banyak dari Selir. Ada silsilah yang benar, dan para keturunannya hanya tersenyum melihat cerita yang simpang siur. Harap di maklum. Salam PALAPA.

    • Stitaprani says:

      Salam dari Arya Satya Prabawa dari Bali,..smoga persaudaraan ini lbh erat dan saling kasih untk saudara ku d Jawa..salam rahayu…Om Shanti 3x Om

  12. ahmadsyukron says:

    salam seduluran sak lawase

  13. kph says:

    Satu hal yg pasti leluhur kita di dwipantara ini adalah luar biasa hebatnya..luar biasa pemahaman rohani-nya dan kemampuan jiwanya..Lihat situs gunung padang..leluhur kita sdh paham apa itu adhigama,nirgama,surgama dan agama dan sayang manusia dan peradaban dunia sekarang terkotakkan oleh cuma permasalahan agama.Leluhur dwipantara/nusantara menyebar ke berbagai wilayah lain saat ada banjir besar sekitar ± 12000 BC..di tempat-tempat baru tersebutlah peradaban nusatara diajarkan..dan berkembang ke lahirnya bbrp agama..berdasarkan perjalanan rohani orangnya/nabi/ulama/resi/budha/biksu/begawan/jesus dll lahirlah AGAMA

  14. kph says:

    Tapi coba baca juga ini..asal muasal manusia versi kitab dalam negeri (bkn import) dan menurut saya sgt masuk akal krn ciri ciri yg ditulis mirip dgn manusia purba : https://parokshaghanadirghantara.wordpress.com/2014/08/08/penundukan-nenek-moyang-nusantara-wolak-walike-zaman/?relatedposts_hit=1&relatedposts_origin=75&relatedposts_position=0

  15. kph says:

    Raden Wijaya penderi Majapahit premaisurinya dari dinasti warmadewa bali..jadi raja-raja Nusantara asal muasal ibu dari Bali

  16. mahir says:

    dari segi bahasa tidak beda jauh ,,,saya percaya itu , sejarah orang bali yg mengalah dan mundur bukan tak mau perang karena orang jawa hindu , jawa tidak menyukai perang karna sudah mengerti tatanan hidup , hidup suci . karna ajaran baru datang dr timur yg sebenarnya ajaran itu di tolak karna sudah ada agama2 ..jad i karna ulama ini menerangkan ajaran sama dngn agama yg sudah ada yaitu budi luhur agama ini di berikan jalan hingga timbul perang dngn maksud satu agama(ada sejarah yg tak tertulis)
    orang 2 hindu d jawa meniggalkan jawa dan menetap d pulau bali , bali atau mbale’ , bale’ itu bahasa jawa artinya kembali .
    tntng tulisan di bali tidak beda dngn tulisan jawa kuno … tulisan yg mengandung makna kesempurnaan hidup..

    • Ade says:

      Berdasarkan catatan prasasti dan kesesuaian sejarah, Bali pernah bertempur memperebutkan Blambangan dari Mataram (yang sudah islam), pertempuran terjadi sekitar tahun awal abad ke-16, dimana saat itu pasukan Mataram berhasil dipukul mundur oleh laskar kerajaan Gelgel, Bali. Pada saat itu Bali masih dipimpin oleh raja yg bernama Dalem Segening.

      Perlu dicatat, keturunan Majapahit di Bali sudah datang jauh sebelum era Raden Wijaya. Kala itu Majapahit masih menganut kepercayaan Hindu, dipimpin oleh Hayam Wuruk bersama mahapatihnya Gajah Mada. Sumpah palapa yg begitu terkenal di Nusantara, membuat Gajah Mada berambisi menaklukan daerah/pulau agar menjadi satu kesatuan, termasuk pulau Bali diekspansi olehnya. Disinilah masa transisi atau pergantian kependudukan di Bali. Politik dan strategi Gajah Mada berhasil menyerang Bali dengan bantuan para Arya (klan prajurit) yang terdiri dari Arya Kepakisan, Arya Kenceng, Arya Belog, Arya Kutawaringin, dsb. Para Arya inilah yang menjadi cikal bakal keturunan Majapahit. Setelah berhasil diekspansi maka yang menjabat sebagai raja untuk memimpin Bali adalah dari klan Arya Kepakisan. Ditunjuk langsung oleh Patih Gajah Mada.

      Menurut bukti babad dan prasati, semasa peralihan kekuasaan itu rakyat Bali Aga ( suku Bali asli ) masih belum tunduk, lalu memgungsi ke daerah pegunungan timur dan utara pulau Bali sepeeti daerah Trunyan, Tenganan, Kintamani, dll. Akibatnya pulau Bali menjadi tidak kondusif pasca Bali dipimpin seorang utusan dari Majapahit (Arya Kepakisan). Lalu dengan bantuan dari Gajah Mada, akhirnya perlawanan suku Bali berhasil dipadamkan, uniknya bukan dengan perang tetapi secara damai.

      Setelah Majapahit runtuh dan menganut kepercayaan islam, secara langsung pulau Bali bebas dari ‘jajahan’ Majapahit, adanya peluang untuk memisahkan diri dari pusat termasuk juga daerah2 jajahan yg lain di Nusantara.

      Meskipun begitu, bukan berarti keturunan Majapahit di Bali meninggalkan adat istiadat, budaya dan tradisi leluhurnya di Jawa. Sebaliknya, ide untuk melestarikan kembali kebudayaan dan tradisi terus menerus dilestarikan, termasuk penggunaan bahasa, aksara, dan arsitektur bangunan, termasuk juga pagelaran seni seperti tari, tembang (pupuh) dan wayang kulit. Pelestarian ini sudah tumbuh sejak tahun saka 1400an atau 1478 Masehi. Berbagai karya seni bermunculan ketika Bali dipimpin oleh raja bernama Dalem Waturenggong, raja terkenal dari kerajaan Gelgel (sekarang wilayah Kabupaten Klungkung, Bali) berkat raja Dalem Waturenggong pulau Bali mencapai masa keemasan baik dari segala aspek, ekonomi, politik, budaya dan agama. Berkat beliau’lah tanah Bali menjadi pulau dokumentasi budaya Majapahit (Jawa Kuno) hingga sampai sekarang.

      Intinya, Bali sudah dari dulu memiliki keterikatan dengan Majapahit. Bali tidak sepenuhnya mengadopai budaya luar seperti Majapahit. Inilah taktik ‘penundukan’ damai dari Gajah Mada yg saya sebutkan di atas. Gajah Mada mengkombinasikan budaya lama (Bali Kuno) dengan budaya Majapahit (Akulturasi) dengan begitu, masyarakat Majapahti di Bali dengan Suku Bali Aga dapat hidup berdampingan.

      Salam dari Bali

  17. DEWA says:

    intinya BINEKA TUNGGAL IKA..

  18. Suwitra says:

    Titiang Wong Bali Aga, salam Rahayu

  19. esa says:

    Tdk ada bangunan2 candi2 nusantara brgaya ‘candi’ ‘hindu’ india. Coba ‘lihat’ ‘candi2’ di india dgn seksama. Bangunan2 msjid2 n gereja sj banyak yg brgaya luar. Sbaran aksara bahsa pallawa sanskrta pd naskh2,prasasti2 lbh banyak ditmukn di nusantara dibanding di india bagian slatan. Di sbagian bsar India justru pake aksara bahsa devanagari ‘hindi’. Sblum bangsa2 lain brlayar, nenek moyang leluhur nusantara sudah banyak brlayar,mngmbara,mrantau pndatang di srilanka,india,madagaskar,dll. Yakinkh kturunan dinasti ‘pallava’ adalah org2 india selatan asli??. Siapa mmpngaruhi siapa sbnrnya??.

  20. esa says:

    Pnjajah+pakr2nya dlm kurun wkt ratusan tahun banyak mmanipulasi sjarah dgn versi mereka, n banyak mrampas mmbawa braneka mcm bntuk pninggalan2 asli(naskh,patung,pusaka,dll) dr krajaan2 senusantara, makanya slalu ada saja banyak beda pndapat2 di antara anak2 bangsa.

  21. Mas Aria Natadiningrat says:

    Saya sebagaai orang banten sangat bersyukur nenek moyang saya dulu masuk islam. Saya harap sunda tidak berpaling ke zaman dulu dan tetap berpegang teguh pada ajaran Nabi Muhammad SAW

  22. Isesari1508 says:

    Kailua orang Bali mau mencari jejak asal muasalnya/kawitannya gampang, kita punya 2 alam yang berbeda : 1. Alam sekala(nyata) orang Bali berasal dari rahim seorang Ibu/ I Meme 2. Alam Niskala (gaib) berasal Dari IDE HYANG PERAME WISESE
    1

  23. Isesari1508 says:

    Kalau saya pribadi berkeyakinan sebelum kerajaan Majapahit ada, bahkan pada 3500 tabun sebelum Masehidi Bali sdh ada penduduknya ini dibuktikan diketemukan peti mati terbuat dari batu (sarkopagus),maka saya berkeyakinan orang Bali bukan orang Majapahit, kemungkinan besar Dari Kamboja, Siam,Birma ( yg sering disebut India belakang), dibuktikan lagi dengan Raja Bali yg saya Agungkan RAJA BEDAHULU YANG BERGELAR ASTA SURA RATNA BALI BANTEN yang dinistakan oleh orang2 Majapahit yang datang menjajah ke Bali, Beliau berasal Dari Siam (THAILAND)

    • I made putra darma adnyana says:

      Terima kasih sudah ikut melestarikan budaya bali kuno, saya yang masih keturunan raja bali kuno merasa bersyukur masih ada yang cinta raja bali kuno dengan kesetiaan melakukan yadnya sebagai puji syukur

    • Swastiastu
      Salah situ max. Waruga dan sarkofagus itu di kebudayaan di Asia tenggara ada semua di masa prasejarah. Ini kan kajian indianisasi, dan memang benar orang Bali yang skrg agak beda dengan Jawa yg sekarang karena beda aristokrasi. Jawa yg sekarang cenderung mengarah pada cerminan culture feodalisme Solo dan jogya. Namun jika kita tarik persamaan yg lebih dalam lagi bisa kita simak pada budaya Jawa lama ( Kawi) yg menolak feodalisme seperti Osing Banyuwangi, Bahasa ngapak, dan Budaya Jawa Tengger yg masih banyak menggunakan linguistik Jawa Kawi baru kita tahu bahwa Jawa-Bali itu ada hubungan kekerabatan. Iki masalah waktu Broo dan setiap dekade pasti akan mengalami perubahan, Beda dengan jaman modern skrg.
      Namaste

  24. karuniakaruni says:

    orang bali asli dan bali majapahit itu bisa dibedakan dari hari suci sugihannya,..
    klo sugihan bali artinya dia keturunan bali aga
    klo sugihan jawa berarti dia majapahit yang mengungsi ke bali,..

    saya termasuk keturunan majapahit..
    keturunan dhang hyang niratha dari tanah jawa yg kemudian melakukan perjalanan ke bali,..

  25. ijo says:

    Kalau saya keturunan nabi adam as bro

  26. Raden mas Bagus suryono says:

    Salam kebersamaan

  27. Halimatus S. says:

    wa senang sekali bisa banyak pengetahuan…
    terima kasih

  28. yuli says:

    Sekedar menambah sedikit fakta, orang Mataram kuno tidak meniru mentah-mentah budaya India, kalau baca sejarah dan budaya, misalnya huruf Jawa kuno itu turunan dari huruf Pallawa, tapi tidak ditiru mentah-mentah, misal konsonannya beda, huruf Jawa mempunyai huruf huruf hidup e peped dan e peped panjang. Itu data kecilnya, Kisah Mahabharatanya juga berbeda, di tanah kita ditambahi dengan punakawan, yang di dalam carita aslinya tidak ada. Semoga kita bisa melihat kepandaian nenek moyang dan jadi lebih bersemangat untuk bersatu dan maju!

    • Kejawen says:

      Karena Hindu Bukanlah agama tapi Jalan spritual menuju kawulo lan Gusti.
      Agama = mempengaruhi budaya local genius bahkan bisa hilang tergantikan budaya agama dna itu adalah kepercayaan.
      Sedangkan kata Hindu Tidak di sebutkan di manapun kitab2 Veda tapi Dharma: Jalan kebenaran seperti: Hukum Karma Phala ilmiahnya setiap aksi ada reaksi, itulah hukum Tuhan tidak membedakan dari kepercayaan apapun
      Sanata Dharma seperti air bagaimana wadahnya begitu bentuk airnya. Ajaran dharma selalu di pengaruhi budaya local genius dan melebur

  29. Fahriprut says:

    Saya kira jauh sebelum majapahit runtuh hubungan jawa dan bali telah ada. Prabu Airlangga adalah keturunan Udayana, setelah peristiwa Pralaya beliau dididik Mpu Barada di daerah Sampung Ponorogo tepatnya kl skrg di situs Pager Ukir. Mpu Barada sendiri jg asli Bali. Ada kurang lebihnya mhn maaf. Salam bhineka tunggal ika

    • Wiadnya says:

      Saya tidak mendapat indikasi kuat kalau Mpu Beradah dari Bali. Kalau lontar Ratna Menggali atau Calon Arang turun ke Bali mungkin benar

  30. Saudaraku, blog ini baru ketemu…
    pun sapun, saya sebagai putra Sunda dari pinggiran Salakanagara mau ikut nimbrung. Saya jadi terkejut membaca komentar-komentar di postingan ini, tapi senang bukan kepalang ternyata sodara semua orang-orang yang teguh memegang persatuan, itu merupakan salah satu ciri dari trah leluhur kita yang rasika dan adhiluhung. Saya salah satu yang percaya bahwa masa depan bangsa kita salah satunya sudah tersurat di Uga Wangsit Siliwangi, salah satu isi Ugha yang sudah terbukti yaitu: Laju Ngadeg hiji Raja, asalna jalma biasa, tapi titisan raja, titisan raja baheula jeung biangna hiji putri pulo dewata (Kemudian naik tahtalah seorang raja, asalnya orang biasa, tapi dia adalah titisan seorang raja jaman dulu dan ibundanya seorang putri dari Pulau Dewata) dialah Bung Karno itu.
    Pun sapun, bukan sombong karena keturunan, sekedar perkenalan, Nenek moyang Ibu saya berasal dari Majapahit yang pergi ke tanah Sunda, nenek moyang bapak saya orang Sunda Pajajaran asli dan saya dibesarkan di Tanah Salakanagara Pandeglang Banten, tempat asal muasal dan akhir perjalanan Kerajaan Sunda Pajajaran.
    Pandai-pandailah menjaga keturunan, trah baik harus tetap baik. Saya sangat berharap, kelak nasib bangsa ini sesuai dengan Ugha yang bunyinya begini: Hade deui sakabehna, sanagara jadi hiji, Nusa Jaya, jaya deui. (Semua hal kembali menjadi baik aman tentram, seluruh bangsa kembali bersatu, negara jaya, kembali jaya)
    Mudah-mudahan sikap saudara2 semua terhadap persatuan menjadi simbol kebangkitannya.
    Mahardika Jaya Mahardika,
    Seuweu Siwi Siliwangi…

    • Arga says:

      Asal muasal suku sunda banten jawa cirebon bali itu sama….salam paseduluran pulau jawa bali

    • Wiadnya says:

      Saya sangat salut akan pengetahuan anda (Dianeka Widiantara). Kita mencari dan mempelajari babad leluhur sebagai pengetahuan dan penghormatan terhadap orang tua seperti ibu, ayah, nenek yang sudah meninggalkan kita. Untuk menghindari salah persepsi, kita tidak ingin menggunakan semua informasi tentang lelluhur tersebut untuk menyatakan bahwa suatu keluarga lebih baik atau superior terhadap lainnya. Semua mahluk mempunyai kewajiban yang sama didepan Tuhan – salam persaudaraan. Menjadi saudara tidak harus satu darah atau satu agama. Indonesia kaya karena keberagamannya

  31. dua_samudera says:

    padahal Raden Wijaya, pendiri Majapahit,adalah keturunan Sunda. jadi sebenarnya kerajaan di sunda , jawa , bali itu masih sodaraan. belum lagi tentang kerajaan sriwijaya di sumatra yang juga mempunyai dinasti syailendra di jawa. dinasti ini juga mewariskan darahnya pada kerajaan majapahit. eehhhm, jadi orang indonesia itu sebenarnya ada ikatan darah. cuma ndak tahu aja. hehehehe

    • Wiadnya says:

      Mungkin antara saya dan anda dulunya juga satu saudara, atau sebaliknya, pernah berhadapan. Tapi jangan sampai itu mempengaruhi hubungan kita saat ini. Kita sudah ditakdirkan menjadi Indonesia satu, apa dan dimanapun asalnya

  32. crewb darrl says:

    aku keturunan majapahit kok

  33. Wijaya says:

    Kalau anda pernah ke pura Besakih disana anda bisa menemukan silsilah orang Bali dimana para leluhur yg dihormati di pura itu datangnya dari Jawa. Seperti Rsi2 yang pada awalnya datang membawa pengikut. Lama kelamaan mereka mempunyai keturunan dan jadilah orang Bali yang sekarang ini. Nama-nama seperti Rsi Markandya, Mpu Kuturan dan lain-lain adalah orang2 yang sangat dihormati di Bali.

  34. nakbalibelog says:

    Artikel dan semeton yang memberi masukan sangat-sangat bagus dan positif sekali, banyak orang takut belajar sejarah seolah-olah ia harus kembali kepada ajaran leluhurnya, padahal dari sejarah kita tahu bahwasanya kita bersaudara, beda keyakinan bukan berarti beda segala-galanya, apalagi harus bersikeras untuk saling menundukkan …

    Mari belajar sejarah

  35. arek says:

    jawa-bali brsatu damai ..mengedepankn seni dn budaya ..dn melahirkan seniman yg hebat!!

  36. made raj sugiartha tangkas says:

    Mari bersatu jangan mengadu, krn qt adalah satu keturunan…salam made rai tangkas

    • IDH. Purba.
      Selamat siang, Mas Made.
      Om Swastiastu. Rahayu.
      Senang sekali saya melihat komentar Anda tentang persatuan Jawa Bali karena adanya satu keturunan, Keturunan Agung Wong Majapahit, yang dahulu pernah mempersatukan dan menyejahterakan Nusantara. Saya, IDH. Purba, selaku salah satu keturunan Brawijaya VII menyampaikan salam hormat untuk para Resi, Pedanda, dan Pemangku di Tlatah Bali.
      Om Santi Santi Om.

  37. sangraja brawijaya tetap memeluk budha sebagai raja majapahit terakhir,
    beliau menikah dengan putri china yang beragama muslim.
    banyaknya dakwah walisongo seacara terbuka dan raja yang sudah dikuasai sang istri membuat raja untuk korup, padahal paceklik dimana mana dan tiada solusi.
    akhirnya demang dari wengker “ki ageng surya alam” membuat kesenian barongan untuk menyindir sang raja, dari pemberontakan ki ageng, runtuhlah kerajaan majapahit dan bangkit lah kerajaan majapahit,
    penghuni kerajaan yang beragama hindu mengungsi di tengger kediaman hari tua gajah mada dan bali

    • Sejarah jgn di dramatisir seolah -olah Brabu briwijaya itu jadi tumpuan keslahan secara total atas runtuhnya Majapahid. Runtuhnya kerajaan Majapahit disebabkan banyak faktor yg tdk bisa dilihat hanya dari satu sisi saja. Biarlah keruntuhan itu kita jadikan pembelajaran yg sangat berharga untuk menatap masa depan yg lebih baik.

      Kedua jgn ada fikiran yg membenturkan antara keyakinan lama dan keyakinan baru. Karena faktanya antara antara agama Islam dan agama Hindu budha bisa hidup berdampingan dgn damai.

      Keruntuhan kerajaan dimasa lalu tidak bisa dipisahkan dgn sangat minimnya kesadaran para pemimpin dan rakyat untuk bersatu. Perpecahan prebutan kekuasaan antar keluarga raja masih sangat dominan menjadi penyebab keruntuhannya. Inilah faktanya. Sehingga jgn dibenturkan seolah-olah runtunya Kerajaan Majapahit disebabkan adanya beda keyakinan atau seolah-olah ada konfrontasi antara Hindu dan Islam.

      Setuju dgn ulasan bahwa org Bali adalah keturunan dari org Jawa. Khusunya trah dari orng-orang Majapahid. Walaupun kita beda keyakinan tapi berasal dari terah yang sama. Artinya tinggalkan perbedaan itu dan rajut kembali sifat kekeluargaan yg sejatinya antara org Jawa dan Bali memang berasal dari satu keluarga yg sama.

      • Nyoman Bali says:

        Saya Orang bali suka dengan komentar anda,
        sangat kelihatan jika anda berpikiran maju….

        Saya ingin menambahkan, hijrahnya orang jawa ke Bali terjadi pada penaklukan Bali oleh Gajah Mada sejak saat itu raja-raja Bali menggunakan Gelar dari Majapahit.
        Banyak warga asli Bali yang tidak mau tunduk dengan Majapahit sehingga warga asli Bali banyak tinggal di pelosok. Saat Majapahit hancur tentu saja banyak yang datang ke Bali karena pada masa itu Bali salah satu kerajaan yg bercorak hindu yg terdekat tapi di batasi oleh lautan. Budaya adat dan agama pun kami berbeda antara Bali asli dan Bali majapahit, hanya saja tindakan penghinduan yg dilakukan oleh PHDI membuat warga Bali Aga sedikit tidaknya ikut mengakui agama hindu, padahal mereka lebih ke aliran kepercayaan leluhur.

        Salam damai.

  38. ryand arka wijaya kusuma says:

    smua kturunan mjapahit mempunyai rajah kalacakra di punggungnya dan itu gaib hnya orang2 trtntu yg bisa melihatnya…
    #ryand arka wijaya kusuma

  39. yoga setyawan says:

    I Wayan Kaler terimakasih atas penjelasanya, memang jawa dan bali adalah satu keturunan yang sama maka dari itu mari kita menjalin persatuan dan kesatuan.saya sangat tertarik dengan sejarah ditanah jawa khususnya kerajaan majapahit.yang masih tanda tanya dimana keraton/istana majapahit yg asli?selain itu ada juga penjelasan penjelajah cina yang pernah melihat kerajaan majapahit dan mendiskripsikan ciri-ciri dan bentuk kerajaanya.pokoknya amazing

    • Suhaimi Adnan says:

      Salam perkenalan
      Saya orang malaysia,sangat berminat tentang sejarah asal usul bali.Dari salasilah kita serumpun,tak mustahil dari keturunan yg sama.

  40. Pingback: » Asal Usul Sejarah Orang dan Hindu Bali » Ayo Berkarya dan Berbagi

  41. Made Fajar says:

    Semoga kita semua bisa hidup berdampingan dengan damai & tentram

    • Suhaimi Adnan says:

      Dimasa sekolah dahulu kami diajar tentang sejarah Majapahit wajib dalam peperiksaan.so sedikit sebanyak kami tahu tentang Majapahit

  42. jawa kuno, bali kuno…datang siwabuda,datang muslim, trus semua berdatangan ke indonesia tercinta. mari hidup berdamai dan jangan lupakan leluhur yang sebenarnya..

  43. I Wayan Kaler says:

    Terima kasih sudah berkunjung ke Bali.
    Saya mau menambahkan sedikit.
    Memang benar apa yang dikatakan Sopir taxi.
    Peradaban di Bali ada 3 periode :

    1, Bali Mula
    Yaitu Bali yang belum mendapat pengaruh
    dari luar, dimana masyarakat Bali lebih
    banyak melakukan ritual untuk menyembah
    leluhur. Perdaban Bali Mula masih ada
    Sampai sekarang di desa Tenganan
    Pegringsingan, desa Trunyan dll, dimana di
    Desa tersebut Dewa yang disembah berbeda
    dengan Dewa dewa di luar desa tersebut
    Sampai sekarang.

    2. Bali Aga ( awal masehi )
    Yaitu. Sewaktu Rsi Markandia dari India
    Datang ke Bali, yang mana sebelum Beliau
    Ke Bali, Beliau bertapa di suatu gunung di
    Jawa timur dan mengajak Suku Aga dari Jawa
    Timur untuk membuka hutan di Besakih
    ( Gunung Agung ). Orang Bali Aga sekarang
    Kebanyakan tinggal di pegunungan dan
    daerah lainnya di Bali.

    3. Bali Majapahit ( 1300 Masehi )
    Yaitu sewaktu sebelum dan sesudah
    Ekspedisi Gajah Mada ke Bali. Dan
    Gelombang kedua adalah sewaktu runtuhnya
    Majapahit.

    Waktu. Jatuhnya kerajaan Bedahulu, Bali tahun 1343, Gajah Mada, Arya Damar dll balik ke Majapahit. Sedangkan Panglima perang yaitu para Arya seperti Arya Kenceng, Arya Sentong dll tetap di Bali dan dikasi rakyat dan daerah kekkuasaan di beberapa daerah di Bali. Sedangkan yang diangkat sebagai Raja di Bali adalah Sri Dalem Ketut Kresna Kepakisan dari Jawa. Keturunan Beliau yang menjadi raja sekarang adalah bergelar Ida Dalem Semaraputra yang beristana di Puri Agung Klungkung, sebelah uatara Kerta Gosa. Mungkin Bapak ( Bapak Raden ? ) Masih ada hubungan dengan Beliau.

    Hubungan Jawa Bali memang tidak habis habisnya untuk dibahas, karena sekarang Orang Bali lagi bersemangat mencari jejak leluhur di Jawa dan saya tidak tahu apakah Orang Jawa juga demikian.

    Percampuran Jawa Bali melahirkan Tokoh tokoh besar Nusantara yaitu ;

    MAHA RAJA AIRLANGGA
    Keturan Raja Udayana ( Dinasti Warmadewa Bali ) dan Gunapria Dharmapatni ( Putri Darmawangsa Teguh raja Kahuripan Jawa Timur ) . Dimana semasa pemerintahan beliau menghasilkan karya Sastra, sistim irigasi dan menurunkan Raja raja yang besar.

    RADEN ARYA WIRARAJA
    Putra Manik Angkeran dari Bali dengan Putri Empu Pinatih dari Jawa timur. Beliau adalah Pahlawan besar di Pemekasan dan Lumajang. Keturunan Beliau di Bali dikenal dengan Arya Wang Bang Pinatih yang sekarang menjalin hubungan denngan keturunan Beliau di Jawa.

    RATU TRIBUANA TUNGGADEWI
    Keturunan Raden Wijaya dengan seorang Putri dari Bangli, Bali yang bernama Tri Buana.

    UNTUNG SURAPATI
    Seorang Budak dari Bali yang sebenarnya keturunan bangsawan Bali yaitu I Gusti Ngurah Jekantik ( keturunan Arya Kepakisan VI ). Beliau kawin dengan beberapa Putri Bangsawan Jawa dan melahirkan Pahlawan Pahlawan jaman Penjajahan Belanda.

    BUNG KARNO
    Ibunya adalah seorang putri Brahmana dari Buleleng Bali dan ayah beliau adalah keturunan Bangsawan Jawa. Siapa yang tidak kenal Bung Karno.

    Saya yakin, banyak saudara saaudara Bapak di Bali. Dan memang benar apa kata Sopir Taxi, bahwa sebagian besar leluhur orang Bali tertulis di Lontar ( Babad / Prasasti ) dan dipuja seperti memuja Dewa Dewi. Dan orang Bali tahu betul asal leluhurnya di Jawa kalau memang leluhurnya dari Jawa.

    Demikian.tambahan dari saya, kalau ada yang kurang, mohon dimaafkan.

    Salam damai dari Bali

    • adimust says:

      terima kasih banyak pak Wayan atas tambahan penjelasannya.

    • IGN Sutariana says:

      maaf sedikit koreksi saudaraku. ibunya Bung Karno bukan putri Brahmana, cuma setelah Bung Karno jadi Presiden Ibunya diganti Namanya denga persetujuan Tokoh2 Hindu yg ada dibali saat itu dgn pertimbangan menghormati Presiden, kebenaran bisa dilihat sampai sekarang di Desa Bale Agung singaraja,tempat kelahiran ibunda Bungf Karno.trimakasih

      • Oke Bli setju koreksinya. Intinya Ibunya Bung Karno atau Presiden Soekarno dari Bali. Ini fakta sejarah yg tdk terbantahkan bahwa antara org Jawa dan Bali terjalin kekluargaan sejak dari zaman kerajaan hingga sampai kini.

        Harapannya sejarah ini bisa menjadi perekat yg lebih harmonis lagi. Bahwa kita ternyata dari satu silsilah keturunan yang sama. Salam dari jawa

    • sartono says:

      Terima kasih sekali bp I Wayan Kaler sedikit demi sedikit saya semakin mengerti mengenai hubungan antara Jawa dan Bali dan lebih di warnai harmonisasi semoga saja meskipun sekarang ini Jawa dan Bali lebih terlihat berbeda kerana segi keyakinan namun takan mengurangi rasa persaudaraan di antara masarakat Jawa dan Bali semoga kita semua berjaya bersama sama.

    • Adipati “IDH. Purba” Kertawijaya Sasrabahu.
      Om Swastiastu.
      Rahayu.
      Salam hangat dari saya, selaku salah satu keturunan Bhre Wijaya VII, kepada Mas Wayan beserta keluarga, demikian pula kepada segenap warga Hindu di Tanah Bali. Terima kasih sekali atas kesetiaan warga Bali kepada Nasionalisme Majapahit dan kepada agama Siwa Buddha yang telah membumi di Majapahit. Semoga warga Bali tetap bersemangat menemukan jejak leluhur mereka di Jawa, demikian pula semoga saya dapat menemukan jejak saudara2 saya yang masih keturunan Beliau (Bhre Wijaya VII/Brawijaya VII) di Bali. Salam Hindu untuk segenap warga Bali.
      Om Santi Santi Om.

      • adimust says:

        Pak IDH Purba yth.
        wah senang mendengar keterangan anda. kalau anda masih keturunan Brawijaya VII berarti dari keturunan anak Brawijaya V yang pindah ke bali. bisa diceritakan, siapa2 saja anak Brawijaya V yang pergi ke bali, apakah keturunannya juga masih memakai gelar Brawijaya? jadi ada Brawijaya VI, VII, VIII ……dst?

        terima kasih.

        • divabalitour says:

          Anda mengatakan : orang mataram kuna pintar dan kreatif, mereka tidak meniru mentah-mentah ilmu dari india. mereka meniru agama dari india tapi membangun tempat ibadah (candi) dengan hiasan berbeda. huruf pallawa india dimodifikasi jadi huruf jawa. bahasa jawa kuna juga
          saya jawab :
          Mereka meniru mentah mentah budaya India tapi Agama yang di sebut Hindu pada jaman ini yang memperkuat adat mereka …karena yang saya tahu Hindu dan Budha adalah agama seperti air bagaimana wadahnya begitu juga bentuk air itu, karen flexiblenya kedua agama itu HIndu dan Budha selalu mendapat pengaruh dari adat dan budaya lokal genius setempat dan tidak akan menghancurkan bahkan memperkuat budaya mereka.
          sedangkan agama lain agamalah yang mempengaruhi budaya setempat bahkan sampai hilang

          Tentang keturunan orang jawa dan bali mereka sebenarnya berasal dari bangsa Khmer merah suku paling kuat dan terbesar di Kambodia dari arkitek dan gayanya Angkor wat temple sama persis dengan borobudur dan prambanan pada jaman itu raja angkor memerintahkan anaknya dan beberapa rakyatnya yg ahli ahli untuk menetap dan mengatur pemerintahan di Tanah Jawa

          • widiarto says:

            Sama sama sedulur..dijawa masih ada upacara keagamaan..tetapi isinya sudah beda …dan tradisi masih dijaga dikampung saya masjid bentuk pure kalau dibali seperti banjar ….dan tidak boleh makan sapi didaerah saya hanya makan lembu…itu saran dari ageng sunan kudus…coba mampir di masjid kudus ntr ada pure disitu

Leave a reply to I made putra darma adnyana Cancel reply